Salut,Tukang Pangkas di Aceh ini Mampu Jadikan Anaknya Taruni Akmil

/ Jumat, 13 Januari 2017 / 18.45
ACEH|
Semua orangtua tentu sangat berharap dan menginginkan masa depan anaknya sukses. Namun,untuk meraih kesuksesan itu tentu penuh keuletan untuk mendidiknya.Seperti yang dilakukan M Yahya atau lebih dikenal  dengan sapaan Pak Yahya oleh para pelanggan pangkasnya.




Pria tua berperawakan tinggi yang berprofesi sebagai tukang cukur rambut ini dilahirkan 10 Oktober 1937 silam ini menjalani profesi sebagai tukang pangkas rambut sudah sejak usia 25 tahun.

Pak Yahya memiliki seorang isteri dan dikaruniai empat orang anak yang saat ini tinggal di Komplek Cinta Kasih, Neuhun Aceh Besar.Meski sudah puluhan tahun menjalani profesinya namun Pak Yahya belum mempunyai kios pangkas rambut sendiri.

Kakek tua yang kini berusia 80 tahun ini bekerja di kios usaha pangkas rambut milik orang lain.Kios pangkas rambut tempatnya bekerja terletak di persimpangan jalan daerah Ketapang Lampheuneurut Banda Aceh berjarak 23 km dari rumahnya.

Setiap harinya kakek ini mengendarai sepeda motor tua Honda Astrea 70 untuk mencapai tempat bekerja. Jaraknta memang cukup jauh. Setiap hari Pak Yahya menjalani rutinitas berangkat setiap pukul 9 pagi dan pulang larut malam.


Meskipun begitu Pak Yahya mampu menghidupi keluarga dan menyekolahkan anaknya. Malah salah seorang putrinya yang bernama Desi Gebrina Rezeki berhasil menjadi seorang Taruni Akademi Militer angkatan 2016.

Desi ini adalah anak bungsu kebanggaan Pak Yahya. Setelah lulus dari SMAN 2 Banda Aceh pada tahun 2015, saat ini Desi tengah menjalani Pendidikan di Akademi Militer Magelang.

Menurut Pak Yahya, Desi merupakan anak yang ulet dan aktif juga disenangi lingkungan.

Sebelumnya Desi merupakan seorang atlit bola voli yang kerap menorehkan prestasi dengan memenangkan kejuaraan bola voli tingkat O2SN dan POPDA Aceh tahun 2012.

Pada saat diwawancarai tentang perasaan Pak Yahya dengan diterimanya Desi sebagai Taruni Akademi Militer dengan nada rendah dia menjawab, “perasaan bangga tentu ada tapi perasaan syukur kami yang sangat besar pada Allah SWT atas semua ini tidak bisa kami ungkap dengan kata-kata.”

Semenjak Desi minta restu untuk mendaftar sampai proses seleksi mereka sekeluarga hanya pasrah dan berdoa saja.

“Selama seleksi saya tidak begitu paham apa saja yang diujikan, Desi hanya pamit dan meminta doa setiap akan berangkat seleksi. Suatu hari Desi mengatakan bahwa dia lulus tingkat daerah dan akan diberangkatkan untuk mengikuti seleksi tingkat pusat. Rasa haru kami seakan tak percaya, sampai kami antarkan Desi ke Bandara Sultan Iskandar Muda,” kata Pak Yahya.

Beberapa minggu kemudian Pak Yahya mendapat kabar bahwa putrinya, Desi, lulus diterima sebagai Taruni Akademi Militer tahun 2016.

“Ketika itu saya sedang berada di kios pangkas seraya mengucap dan memuji nama Allah SWT. Setelah beberapa bulan mengikuti pendidikan di Akademi Militer pada akhir bulan Desember 2016 Desi dapat mengunjungi keluarga. Kami sangat bersyukur atas anugrah.(red)

Berita Terkait

Komentar Anda