Proses pemilihan Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kota Binjai berlangsung alot. Kondisi ini terjadi saat sembilan dari delapan belas anggota PWI Binjai melakukan aksi walk out.
Pasalnya, setiap usulan peserta selalu ditolak pimpinan Sidang Konferensi PWI Kota Binjai V/2017, Khairul Muslim selaku Wakil Ketua PWI Suku Bidang Organisasi, PWI Sumut di aula gedung Kantor Kemenag, Jalan Jendral Gatot Sobroto, Rabu (27/12/17).
Seorang peserta Konfercab, Iskandar Paloh menilai bahwa Konfercab yang digelar ini tidak sesuai dengan Peraturan Dasar(PD), dan Peraturan Rumah Tangga (PRT) PWI. Sehingga ia pun memilih untuk walk out (keluar) dari arena berlangsungnya Konfercab tersebut.
Hal ini terjadi karena adanya anggota PWI Kota Binjai, Hendra Mulya yang seharusnya memiliki hak suara dalam pemilihan ketua PWI Kota Binjai ini tidak diperbolehkan menggunakan hak suaranya. Padahal, yang bersangkutan telah hadir dipersidangan.
Akibat tak diperbolehkan menggunakan suaranya, Hendra melakukan protes, namun, protes tersebut ditolak oleh pimpinan sidang yang seolah-olah membela salah satu pasangan calon.
Suasana kembali memanas saat sejumlah anggota PWI Binjai mengembalikan uang suap yang diberikan oleh calon Ketua PWI Binjai, Drs. Nazelian Tanjung. Diduga, pemilihan ini sarat akan money politik dan keberpihakan pimpinan sidang.
Meski secara terang-terangan mengembalikan uang hasil suap, namun pimpinan sidang tetap melanjutkan sidang.
Menurut Hendra, salah seorang anggota PWI yang hak suaranya tidak boleh digunakan meski telah hadir dipersidangan mengatakan, sidang Konfercab tersebut tidak netral, terbukti dengan begitu kuatnya pimpinan sidang mendukung calon Ketua PWI Binjai, Drs. Nazelian Tanjung.
"Kita lihat saja, setiap peserta Konfercab melakukan protes, selalu protes tersebut tidak diterima. Seharusnya kalau calon sudah jelas melakukan money politik, itu pencalonannya bisa dibatalkan, namun hal ini tak terjadi, " jelasnya.