Ketua Aliansi Penyelamatan Indonesia (API) Kabupaten Padang Lawas Utara (Paluta) Paisal Bangun Pakpahan Melalui Wakil Ketua UKMnya Ginda Nugraha Parlaungan Harahap mendatangi Dinas Kesehatan Paluta Selasa(9/01/2018) untuk berkoordinasi dan memintak keseriusannya dalam menangani dan menaggulangi Penyakit menular HIV/AIDS di wilayah Kabupaten Paluta.
Berdasarkan hasil konfirmasinya,Kepala Dinas kesehatan Paluta dr.Zunaidah H.Harahap,M.Kes mengatakan dari informasi dari dinas kesehatan Provinsi Sumatera utara yang ia terima, warga Paluta yang mengidap penyakit menular HIV/AIDS,sudah ada yang terdeteksi saat berobat di rumah sakit di kota medan .Namun belum dapat ia pastikan secara rinci jumlah ataupun data akuratnya.
Namun dalam paparannya Zunaidah mengatakan sebelumnya warga Paluta dari kecamatan Sipiongot sudah pernah terdeteksi mengidap penyakit HIV/ AIDS.Namun katanya warga Paluta tersebut tinggal di luar daerah Paluta.
Lebih lanjut katanya Pihak Dinkes Paluta sedang melaksanakan program screening (alat tes cepat) untuk mendiagnosa HIV /AIDS di Poly VCT pada UPT Puskesmas Gunung tua dan RSUD Paluta dan baru di bentuk tahun 2017, dan di harapkan tahun 2018 program tersebut sudah berjalan.
Senada Kabid Program Pengendalian Penyakit Menular(P2PM) pada Dinkes Paluta Dr.Elly Rika yanti Siregar saat mendampingi Kadis kesehatan Paluta dr.Zunaidah H Harahap,M.Kes. Dalam kesempatan itu juga mengatakan Sumber dana yang di alokasikan Pemkab Paluta tahun 2017 untuk pelatihan Menggunakan alat RDT (Rapid Test Diagnotic) atau alat test cepat untuk mendiagnosa HIV/AIDS pada poly VCT hanya sanggup melatih 2 Tim di Paluta, dalam 1 Tim terdiri dari 4 komponen.
"Dalam 1 tim yakni 1 orang dokter umum,1 orang perawat,1 orang Laboratorium dan 1 orang Administrasi.Satupun tidak ada diantara ke 4 komponen yang telah mendapat pelatihan itu.Tim tidak akan bisa berjalan.."ungkap rika.
Ketika ditanya tentang kondisi resiko HIV/AIDS di Paluta ia belum bisa memprediksi,karena alat untuk mendeteksi baru berjalan tahun ini.
"Karena ini adalah Fenomena gunung Es,sebab seseorang tertular biasanya 4 tahun -10 tahun kemudian baru terdeteksi..."ungkap rika.
Dia juga menghimbau agar warga Paluta menjauhi hal-hal yang bisa beresiko tertular Penyakit mematikan HIV/AIDS yang belum ada obatnya tersebut.
"Misalnya seperti perilaku Sex bebas,LGBT dan pemakaian Jarum suntik narkoba..."
Sementara itu Wakil ketua UKM API Paluta Ginda Nugraha Parlaungan memintak Pemkab Paluta agar serius memperhatikan Pencegahan, Penanganan dan penanggulangan Penyakit HIV/AIDS di Paluta.
"Saya pernah mendengar dari salah satu sumber yang tidak mau di sebutkan namanya,20 an orang warga Paluta telah terinfeksi HIV/AIDS dan sedang menjalani perobatan di beberpa Rumah sakit di Medan"ungkap ginda.
Ia juga memperidiksi warga Paluta banyak yang tertular HIV/AIDS yang belum terdeteksi dan terungkap.dari itu ia berharap Legislatif,eksekutif ataupun pihak lainnya agar saling bahu membahu dan benar benar serius memperhatikan penyakit mematikan tersebut.(GNP)